Hal-hal yang perlu kamu perhatikan ketika memasuki dunia kerja.

photo-1416339684178-3a239570f315
Photo by Jeff Sheldon from unsplash.com

Waktu saya masih bekerja kantoran, banyak gesekan karakter yang sering terjadi apalagi ketika kita sedang bekerja dalam tim. Ketika saya kerja kantoran dulu saya juga mengalami banyak penyesuaian dengan lingkungan kerja yang memang berbeda dengan lingkungan kampus dulu. Dalam lingkungan kantor kita juga pasti bertemu dengan berbagai karakter individu. Setelah membuka usaha bareng teman saya pun saya perlu penyesuaian karena sebagai teman dan partner kerja bisa di bilang perannya berbeda. Pernah denger dong kalimat yang bilang ada orang yang cocok hanya sebagai teman tapi belum tentu cocok sebagai rekan kerja.

Ketika saya masuk dunia kerja, orang tua saya ga ada kasih wejangan-wejangan khusus, ntah karena terlalu percaya sama saya atau karena emang terlalu santai dan cuek. Saya juga bukan tipe yang dikit-dikit curhat ke ortu saya karena takut curhatan saya kesebar kemana-mana atau ke saudara-saudara yang lain ahahah. Saya termasuk yang batu sih dan ga mau mudah terlalu percaya lagi sama orang.

Saya menulis ini sebagai sharing murni dari pengalaman saya lho ya jadi kalau apa yang saya tulis berbeda dengan yang dialami banyak orang ya maklum jalan hidup orang ga ada template-nya, ya masa pengalaman hidup juga copy paste, miris dong. Saya lumayan banyak melakukan kesalahan ketika saya berada di lingkungan kerja dulu yang akhirnya jadi pengalaman berharga buat saya sampai sekarang. Apa aja sih yang harus kamu perhatikan ketika kamu mula bekerja di lingkungan yang baru?

BUDAYA KANTOR

Semua kantor punya budayanya masing-masing mulai dari budaya berpakaian, budaya berkomunikasi dengan rekan kerja, budaya bersikap dengan atasan dan sebagainya. Sebagai seorang newbie di kantor sebaiknya kita benar-benar mengamati budaya kerja yang sedang berlangsung. Ada beberapa kantor juga yang ga friendly dengan anak baru atau newbie yang saya rasa rada aneh, iyalah soalnya terkesan kayak tuh perusahaan terlihat tidak niat mempekerjakan orang baru, menurut saya lhoo ya, atau mungkin masih bawa sisa-sisa perpeloncoan jaman dulu pas ospek, mungkin. Intinya jangan sampai kita juga jadi salah bersikap di tengah budaya yang seperti itu.

Hal ini bisa juga kamu lakukan ketika kamu dalam fase wawancara kerja supaya kamu tahu budaya calon kantormu cocok ga dengan dirimu. Pengamatan terhadap budaya kantor bisa menjadi pertimbangan bagaimana seharusnya kamu bersikap di kantor tersebut supaya kamu tidak salah-salah bersikap dan di jutekin sama atasan atau rekan kerja yang lain. Intinya itu bukan rumah kamu dimana kamu bisa sesuka hati jadi diri kamu sebenar-benarnya, tapi bukan berarti juga kita hanyalah ibarat budak yang bisa diperlakukan semena-mena oleh pihak kantor.

MEMPELAJARI STRUKTUR KOORDINASI KERJA

Kantor yang baik punya prosedur dan susunan struktur kerja yang terdefinisi mulai dari alur kerja koordinasi antar pegawainya dan juga standard operasional dokumen. Hal ini untuk memudahkan kerja sama tim dan pengaturan dokumen kantor supaya tidak acak-acakan dan ga main lempar tanggung jawab seenaknya.

Kesalahan saya ketika pertama kali bekerja ialah tidak bertanya tentang hal ini kepada supervisor atau atasan saya jadi saya sempat kalang kabut di awal saya bekerja. Menurut saya juga tidak salah jika kamu bertanya siapa yang nanti bertanggung jawab atas dirimu dan yang siapa nanti yang akan menjelaskan tentang cara kerja kantor kepadamu karena kamu newbie. Iya dong masa kamu bisa ngerti semua hal pekerjaan kantor dalam waktu beberapa hari kerja.

Pengamatan juga kamu perlu lakukan untuk mengetahui siapa yang paling tahu tentang hal kantor dan yang ga tau-tau amat tentang kerjaan kantor, ini bisa jadi pertimbangan bagi kamu untuk segera bertanya ke orang tersebut ketika ada hal emergency terjadi. Intinya tetap mengamati siapa-siapa saja yang perannya penting dan siapa-siapa saja yang tidak terlalu membantu dalam lingkungan kerja.

MENEMUKAN MENTOR

Mungkin kamu sudah mempunyai supervisor di kantormu sekarang namun ada senior lain juga yang murah hati untuk sharing ilmu denganmu yang newbie. Mentor di kantor bisa siapa saja lhoo, mungkin rekan kerjamu sendiri yang bermurah hati membimbingmu, atau mungkin senior lain yang juga suka sharing ilmu dan sabar ngajarin kamu, intinya orang-orang seperti ini berharga demi kelangsungan hidup bangsa dan negara kita *aseeekk. Jangan ragu juga membantu orang-orang yang sudah sharing ilmu denganmu dalam batas wajar tentunya, agar mereka juga merasa dihargai.

Dalam dunia perkantoran ga menutup kemungkinan kamu akan ketemu orang-orang yang pelit ilmu, banyak ngomong tapi minim aksi. Nah tipe yang seperti ini *bagusnyakitaapainya jangan kita jauhi namun jangan sampai juga kita diperalat olehnya. Intinya tetap bijak dalam bergaul di lingkungan kantor. Hati-hati juga karena pergaulan yang buruk dapat merusak kebiasaan yang baik.

JANGAN TERPENGARUH BLOK BARAT dan BLOK TIMUR

Apa sih mon maksudnya blok barat dan blok timur? Dalam dunia kerja ga menutup kemungkinan ada yang namanya politik kantor. Saya juga sampai bingung sih kenapa sampai di kantor ada urusan politik segala. Selama saya kerja, Puji Tuhan, masalah ini ga segitu-gitu bangetnyalah di kantor lama saya, namun saya pernah dengar curhatan temen saya dimana politik kantornya kenceng apalagi yang saling rival adalah yang posisinya di atas semua, yang secara tidak langsung mengakibatkan temen saya ini dan rekan kerja yang lain jadi korban. Duhh begitulah kalo pemimpin-pemimpinnya berpolitik, korbannya ya yang bawah-bawahnya.

Saran saya jangan ikut-ikutan dalam dunia perpolitikan kantor karena ya kita mana tau hari ini mungkin rekan kerja kita yang jadi korban, besok mungkin malah kita yang jadi korban. Percayalah siapa yang ikut main api suatu saat bisa terkena apinya sendiri. Tetap profesional dan netral ketika menghadapi masalah ini. Perbanyaklah mengejar ilmu daripada mengejar kekuasaan.

MEMISAHKAN DUNIA KANTOR dengan KEHIDUPAN PRIBADI

Kerjaan ya kerjaan, kehidupan ya kehidupan, hidup itu bukan semuanya tentang kerjaan kantor. Ini termasuk nasehat yang selalu saya pegang sekarang karena saya suka melampiaskan segala hal dengan bekerja secara workaholic yang sering berakhir menjadi senjata makan tuan bagi kesehatan saya. Saya pernah sampai jenuh dan stress karena saya tidak memisahkan dunia kantor dengan kehidupan saya. Termasuk saya tetap mikirin kerjaan meskipun saya sedang berada di rumah saat weekend, yang menurut saya hal tersebut sudah tidak sehat.

Waktu saya masih newbie semangat saya masih berapi-api dalam bekerja, pengennya perfect, pengennya semua bisa selesai tepat waktu, pengennya dapet nila A kayak waktu kuliah dulu, namun setelah beberapa bulan bekerja saya sadar bahwa saya tidak akan bisa jadi pekerja yang perfect, saya manusia yang rentan untuk melakukan kesalahan apalagi di lingkungan yang baru. Dari mindset perfect worker saya berubah menjadi I will do it better worker. Punya atasan atau rekan kerja yang terlalu perfect juga kadang membuat rekan kerja lainnya bisa stress, belum lagi sebagai newbie sering sekali terkena syndrome mental bersalah, kesannya tidak bisa apa-apa dan enak jadi sasaran untuk disalahkan, yaiyalah namanya juga baru kerja.

Salah satu teman kuliah saya pernah nasehatin saya, “kalo kerja tuh ya mon jangan terlalu dibawa perasaan”. Saya waktu itu berharap dengar nasehat itu pas saya pertama kali kerja, karena saya tipe orang yang sensitif apalagi dengan sindiran dan kata-kata kasar. Padahal yang ngomong juga asal bunyi dan mungkin ga sempet mikir kalau kata-katanya kasar. Intinya jangan baper ketika berada di kantor, lagian belum tentu kata-kata mereka benar, memang mereka tahu banget diri kamu yang sebenarnya? Mereka baru kenal kamu aja hanya di fase sekarang.

Sebagai newbie yang masih polos juga, terkadang terlalu aktif memberi kontribusi bisa jadi bahaya, misalnya kalau terjadi apa-apa langsung bilang “yaudah deh saya aja yang kerjain”, sekali sekali sih ga pa-pa namanya membantu rekan kerja yang lain tapi kalau keseringan bisa berpengaruh terhadap keletihan badan dan pengurangan waktu untuk kehidupan pribadi. Guys kita bukan robot lhoo yang bisa selalu siap sedia kerja 24 jam, robot aja bisa rusak kalo dipaksa kerja apalagi kita.

JANGAN MENGGUMBAR SEMUA TENTANG HIDUPMU

Kesalahan paling fatal yang saya rasakan ketika saya kerja dulu yaitu terlalu gamblang curhat tentang kehidupan di lingkungan kantor. Waktu itu saya ga tau lingkungan kantor berbeda dengan lingkungan kampus. Kita bertemu rekan kerja kita karena kita mencari penghidupan dan ilmu bukan mencari persahabatan sejati *seperti kepompong yang mengubah ulat menjadi kupu-kupu. Bukan berarti kita ga bisa temenan baik dengan rekan kerja kita lho ya, ada kok rekan kerja saya dulu yang akhirnya jadi teman baik saya bahkan sampai sekarang.

Dalam lingkungan kerja semua orang mempunyai motivasinya masing-masing dan yang tahu banget motivasi itu baik atau tidak hanya orang itu sendiri dan Tuhan, ya iyalah mana bisa kita nebak maksud hati orang paling dalam. Semua orang pun punya prioritas di dalam lingkungan kerja, prioritas saya sih ya keluarga kemudian baru kerjaan dan motivasi saya ya dapat penghidupan layak serta ilmu, tetapi kalau yang lainnya saya ga tahu menahu motivasi dan prioritas mereka itu apa.

Terlalu ngumbar tentang kehidupan pribadi bisa jadi senjata makan tuan bagi kita lhoo. Bisa aja aib kita malah diumbar-umbar atau cerita kita malah dijadikan bulan-bulanan oleh orang kantor. Belum lagi di lingkungan kantor kadang ada aja tukang gosip yang sampai kepo sama kehidupan pribadi kita, bak reporter gosip di tipi-tipi. Inget juga kan kejadian salah satu selebgram yang terlalu ngumbar kehidupan pribadinya di media social, eh malah jadi kemana-mana aibnya. Jangan sampailah curhatan kita malah jadi senjata makan tuan untuk kita sendiri.

Saya yang tipe suka curhat ini belajar banget memisahkan kedua hal tersebut, lingkungan kantor ya lingkungan kantor, lingkungan sahabat saya ya lain lagi, semua sudah ada lingkarannya dan prioritasnya masing-masing. Saya lebih nyaman curhat ke inner circle saya yaitu teman-teman deket saya yang sudah lama temenan sama saya dan yang sudah menerima baik dan buruknya saya. Saya sadar banget tentang memisahkan banyak lingkaran pergaulan ketika waktu itu saya curhat sama salah satu dosen saya di kampus. Hal ini bukan berarti kita sombong dan eksklusif lho ya, seperti yang mbak Diana Rikasari bilang di bukunya, kalau kita ga bisa berteman baik dengan semua orang, apa yang kita dapat itu yang memang pantas kita dapatkan.

KEEP MOVING FORWARD

Ketika kamu bekerja pertama kali mungkin kamu ingin berkarir lama dan betah di perusahaan tersebut, siapa sih yang ga pengen dapat kantor yang cocok ahahha. Namun kehidupan dunia kerja kadang tidak semulus kenyataannya termasuk mungkin kamu akan berpindah kantor beberapa kali, mengalami kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan dan bikin surut pengharapanmu, hal itu wajar. Atau mungkin kamu tidak  pernah puas mengejar ilmu dan pundi-pundi penghidupan yang layak, ga ada yang salah kok, kembali lagi ke prioritas masing-masing orang. Apapun fase yang akan kamu hadapi tetap ingat bahwa hidup terus berjalan, meninggalkan dan ditinggalkan akan jadi bagian dalam perjalanan kita. Hidup kita pun ibarat numpang di dunia, ketika kita meninggal, kita akan balik kepada sang Pencipta.

Tidak akan ada yang menunggu dan ditunggu ketika kamu berada di dunia kerja, semua akan maju dengan jalannya masing-maing. Kalau kata teman saya jika merasa gagal pun tidak usah berlarut-larut, langsung lanjutkan hidup, ibaratnya ini bukan hubungan pacaran yang pas putus kita ga bisa move on darinya hehehe. Segala sesuatu milikilah dengan seadanya karena semua itu cuma titipan dari sang Pencipta.

Segala poin ini murni dari pengalaman saya, jadi belum tentu sama dengan pengalaman orang lain. Saya sharing hal ini bukan untuk menakut-nakuti atau menjelekkan oknum tertentu, tidak sama sekali, saya sadar semua manusia pasti pernah membuat kesalahan, saya pun tidak sempurna. Saya menulis ini bagi orang-orang yang sama seperti saya ketika memasuki dunia kerja, belum tau apa-apa dan juga punya orang tua yang agak cuek terkait hal itu. Semoga sharing saya bisa membantu bagi yang mungkin bersiap memasuki dunia kerja atau mungkin yang sedang pindah kerja. See you on my next post readers! 🙂

12 thoughts on “Hal-hal yang perlu kamu perhatikan ketika memasuki dunia kerja.”

  1. Tetiba ada orang kantor yg tau kl aku ngeblog… mana blognya yang dulu pula, penuh OOTD dan tulisan galau2 hahahah XD untungnya ngga pernah nulis2 ttg kantor jadi amaan. Belajar netral & ngga memihak penting banget, dan yang penting nemuin teman2 satu visi & misi jadi kalau curhat bisa saling menguatkan 😀

    1. hihihi blogku yang dulu juga galau banget tapi akhirnya aku rapiin dan hapus tulisan yang mengandung galau maksimal pas jaman aku mahasiswa, takut kebaca rekan kerja ahhaahha. Bener banget mbak belajar tetap netral di kantor itu penting. Nemuin temen satu visi dan misi penting untuk nguatin satu sama lain :)..ga kebayang kalo ga nemu satu pun yang sepemikiran 🙁

  2. dan pastinya kudu luangin waktu buat kongkow2 ya mbak, sebelum nikah aku sempet kerja di brand agency sbg aspri-nya si owner … karena jam kerjaku padat (kadang tengah malam skype meeting) + sering tugas luar kota, aku jarang bisa ikutan kumpul2 acara di luar kantor… dan banyak ketinggalan gosip2 gresss di kantor (cuma tau dari grup whatsapp thok)

    1. Iya mbak Maria, ternyata kalo ga punya waktu di luar jam kantor seperti kongkow2 sama temen bisa memicu kebosanan dan kejenuhan dalam kerja ya. Belum lagi badan kita cepet capek kalo overtime trus kerjanya. Mbak itu sampai skype meeting malam-malam berarti padat banget jadwalnyaa yaa, ya ampun. Aku sering lembur dulu kalo proyek lagi ada yang mau dikejar tapi ngerjain gambar kerja untuk meeting besok sampai malam biasanya, tapi ga sampai meeting malam2. Sekarang mah badanku ga sanggup sering-sering lembur, udah ga kuat karena faktor umur juga hehehehe.

  3. Banyak yang kamu tulis terjadi juga pas aku kerja di Greenland Mon. Sebagai orang Asia dan newbie waktu itu aku sering diremehkan, dikira perawat kemaren sore. Duh sebel bangetlah dulu diawal2. Mereka juga pake blok kiri dan blok kanan loh…Kayak anak2 aja..

    1. Ihh ngeselinn bgt kalau kayak gitu mbak dew..aku kira org bule udah maju pemikirannya, ternyata sama-sama aja. Kalau di negara Eropa dll kayaknya orang Asia dianggap gmana banget gitu ya. Iya banget mbak dew, aku juga selalu mikir gitu kalau pake blok barat dan blok timur segala tuh kayak berasa anak kecil aja.

    1. Iya mbak Rani hehehhe kalau udah di dunia kerja setiap orang sudah dengan motivasinya masing-masing :)..yang terlalu kepo itu sih kadang aku suka bingung -_-” hehehe

  4. Harusnya aku baca ini beberapa waktu lalu pas masih jadi anak baru. Nyahaha
    Aku sempat ikut kubu-kubuan itu loh kak Mon. Asli salah banget. Karena yang kelihatannya A dan perlu dibela, makin ke sini kok ya makin kelihatan kalo sebenernya dia Z. Jauuuh.
    Terus, kalo di kantor, jangan latah ikutan ngomongin orang sih. Di kantor itu ibaratnya tembok aja punya telinga. Berabe kalo malah jadinya diadudomba sama pihak-pihak resee yg seneng jadi kompor mledeug :’D

    1. Iyaaa aku pun pas pertama kali kerja masih polos tann, ternyata dunia kerja memiliki kesusahannya sendiri hehehe. Maklum tan, aku juga dulu gampang terprovokasi pas awal kerja hehehe, terlalu polos. Bener kita juga jangan asal latah ngomongin orang karena bisa-bisa kita yang kena atau jadi di adu dombaa..serem kalo udah bergitu yaa :'(

  5. Hahaha, sebagai newbie tahan-tahan buat ngumbar cerita pribadi. Kenali dulu karakter orang yang biasa diajak ngobrol trus ngga perlu curhat soal kantor di sosmed atau blog, ngotorin aja! Hahaha.

    1. Bener bangett winn..sebagai newbie harus kenalin karakter2 orang dulu di lingkungan kantorr. Iya, curhat apalagi di status medsos tuh bisa bahayaa jadinya, apalagi kalo sampe curhat masalah kantor di blog ampe panjang lebar ini lebih bahaya lagi hehhehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *