Ketika Rumput Tetangga Terlihat Lebih Hijau

Photo by Stas Ovsky from Unsplash.com
Photo by Stas Ovsky from Unsplash.com

Beberapa hari yang lalu saya main ke salah satu blog temen kuliah saya. Saya memang jarang ketemu teman kuliah, karena rumahnya pada mencar semua se-Jabodetabek, belum lagi yang anak rantau, ada yang akhirnya pulang dan berkarir di kotanya sendiri. Intinya kalo ketemu temen kuliah itu jaranglah bagi saya apalagi saya juga tinggal di kota Bekasi yang lumayan susah transport kalau mau ke Jakarta. Hanya beberapa saja yang sering saya temui, itu pun karena rumahnya satu wilayah sama saya ataupun karena buka usaha kecil-kecilan bareng sama saya.

Sampai saya ga sengaja nemu blog salah satu temen kuliah saya dulu yang ternyata juga suka nulis. Saya sempat dua kali ketemu sama teman saya ini sejak di dunia kerja. Pertama kali kami tidak sengaja ketemu ketika saya mau berangkat ke kantor lama saya yang berada di Depok, terus saya ketemu temen saya ini Fitri. Saya pikir dia juga mau berangkat ke kantor sama kayak saya karena kami bertemu di stasiun Tebet, tetapi ternyata dia baru mau pulang ke rumah karena habis menginap di kantor, ngerjain proyek. Saat itu saya ga terlalu kaget, karena kami sama-sama kerja di biro konsultan arsitek meskipun beda kantor, saya cukup ngerti gimana situasi kerja profesi kami kalo ada masalah mendadak yang harus di selesaikan.

Pertemuan kedua kami terjadi ketika saya mau wawancara di sebuah biro konsultan di Kemang, trus saya ketemu Fitri lagi karena doi salah satu pegawai di kantor tersebut. Kebetulan Fitri baru jalan satu tahun kerja disitu setelah pindah dari kantor yang di daerah Tebet. Dulu juga kami pernah ketemu beberapa kali karena bantuin riset peneliti dari Jepang yang merupakan kolega dosen kami, cuma kejadiannya ga se-fenomenal pertemuan kami di stasiun kereta dan di biro konsultan.

Kalau ketemu Fitri, saya tuh ga bisa berhenti cerita, ada-ada ajalah yang jadi obrolan, maklum kami termasuk yang nyambung kalau ngobrol hehehe. Sampai sekarang kadang saya masih chat Fitri di whatsaap untuk sekedar nanya kabar atau ngobrol meski ga sering-sering banget. Saya selalu asumsikan kalau temen yang sering tiba-tiba ketemu ntah dimana itu termasuk ber-jodoh dalam hidup saya, maksudnya jodoh untuk bertemu lagi dan menjalin persahabatan lagi *bukanjodohpasanganhidup *yangbacajanganjadigalau.

Saya udah pernah sih main ke blognya Fitri, tapi saya sempat lupa karena saya lebih sering Blog Walking ke para anggota komunitas Blogger hehehe. Sampai saya berkunjung lagi ke blognya Fitri beberapa hari lalu dan ternyata postingannya sudah banyak update dari terakhir kali saya main ke blognya. Waktu saya baca, kisah curhatannya ada yang hampir mirip dengan yang saya alami, khususnya tentang curhatan doi yang ternyata suka punya mental bersalah dan suka terpengaruh orang lain. Saya pikir saya aja yang sering ngalamin semua itu, ternyata saya ada temen hehheehe.

Semakin saya baca semakin saya baru tahu sisi lain dari kehidupan Fitri *tsaellaahh *jangan terbangyaFit. Selama ini kalau ketemu, kami selalu ngobrol cuma ga sering karena jarang ketemu dan juga sudah pada sibuk jadi ga bisa tahu banyak tentang sisi kehidupan yang lain. Setelah baca blognya saya baru tahu bahwa semua orang punya struggle-nya masing-masing mulai dari masalah di kerjaan dan masalah pribadi. Padahal saya pikir ya Fitri adem-adem aja, dapat kantor yang cocok dan lokasinya bisa dijangkau dari rumah, sedangkan saya aja susah cari tempat kerja yang bisa saya jangkau dari rumah saya, kantor yang manggil untuk wawancara pun letaknya udah far-far away. Kalau kata partner kerja saya, mungkin rejeki saya di tempat yang jauh*janganjanganjodohsayajugajauh *tobatmontobat.

Baca juga : On People’s Influence from fitrisays.blogspot.com

Ada satu curhatan teman saya ini yang menyentil saya yaitu ketika dia curhat kalau kadang merasa insecure disekelilingi oleh teman-teman yang talented dan artistik, orang-orang yang selalu punya hal bagus untuk diceritakan. Knapa saya kaget? Karena saya mengalami hal yang sama. Rasanya saya sering banget minder karena orang-orang di sekeliling saya seperti punya hal bagus yang bisa diceritakan sedangkan saya ya gini-gini aja. Ternyata gak hanya saya yang pernah ngalamin hal seperti itu. Padahal selama ini saya selalu melihat Fitri yang tetap maju meskipun ada banyak masalah dalam kerjaan *chieeFitrriii *prikitiwwww. Ternyata ungkapan rumput tetangga lebih hijau ada benarnya, mungkin kita tidak tahu selagi kita melihat rumput tetangga, diam-diam ada yang sedang mengamati rumput halaman kita.

Saya juga inget teman dekat saya chat saya via Line, trus dia nanya tentang acara NUXExAlodita Brunch Soiree kemarin. Sempat teman saya itu bilang pengen banget bisa ikutan acara itu, padahal saya baru bahas pengen bisa kerja lagi biar bisa nabung dan liburan kayak teman saya ini. Seketika itu kami ketawa karena ternyata benar yang dibilang orang tentang ungkapan rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri ahahah. Bahkan teman saya cerita pas dia lagi dinas ke Luar Negri, dia sempat ngobrol sama orang Singapore trus orang Singapore itu bilang kalau dia ingin pindah dan tinggal di Indonesia, temen saya langsung kaget, saya yang di ceritain lebih kaget lagi heheheh.

Membandingkan kehidupan kita dengan orang lain memang ga akan bisa karena ga akan ada habisnya toh jalan hidup setiap orang berbeda, ga akan deh ada yang sama. Jalan hidup saya mungkin yang memang Tuhan pikir cocok untuk saya lalui. Saya juga ga mau dikit-dikit liat rumput tetangga apalagi pas rumput saya lagi gersang *asikk, lebih baik fokus mengurus rumput sendiri apapun keadaan rumput kita.

Teruntuk teman saya Fitri, keep writing ya Fit, ayoo kita jangan gampang terpengaruh orang lain ahahhaha. I envy your traveling stories Fit, aku jarang banget traveling :’(. Semoga kita ketemu lagi dalam waktu, tempat dan ketidaksengajaan di masa depan heheheh 🙂 .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *