
Tahun lalu menjadi tahun stuck terlama bagi saya. Saya seperti capek jalan di tempat dan ga kemana mana. Saya beberapa kali mendapat panggilan test dan wawancara namun ntah mengapa ada saya hal yang saya kurang sreg. Saya bahkan sempat dalam fase malas mau kirim lamaran kerja lagi karena dalam hati saya sempat ragu jangan-jangan panggilan berikutnya nanti pun hanya buang waktu saya lagi. Semakin saya dewasa saya semakin picky memang karena semakin banyak pertimbangan untuk mengambil keputusan bekerja lagi di suatu kantor. Memang sih saya sempat di nasehati untuk ga picky banget karena siapa sih yang tahu masa depan cuma tetap saja saya was-was ketika mengambil sebuah keputusan.
Tahun lalu juga jadi tahun sembunyi bagi saya. Saya jarang untuk bertemu beberapa komunitas dan teman lama kecuali memang beberapa inner circle yang sangat vital bagi saya. Saya masih ikut event komunitas blogger meski saya juga jadi pilih-pilih acara karena kendala lokasi yang jauh, namun hal ini saya kategorikan dalam lingkup kerjaan, tujuannya jelas ya untuk penulisan artikel blog. Tahun ini bawaannya lebih malas untuk ngumpul-ngumpul, ntahlah saya jadi malas berlama-lama ketemu orang kecuali kalo saya lagi mood. Saya lebih banyak dirumah atau menghabiskan me time sendirian di mall dekat rumah.
Menjelang akhir Tahun juga banyak kejutan yang bikin saya skot jantung. Mulai dari kabar salah satu beauty blogger yang meninggal mendadak di usia muda dengan dugaan tersengat listrik saat mandi, saya sampai speechless dengar kabarnya. Saya sadar memang hidup dan mati sudah ditentukan oleh Tuhan, soal kapan dan bagaimana, kita sebagai manusia sama sekali tidak tahu, yang kita tahu pada akhirnya kapan pun itu kita harus siap mempertanggung jawabkan hidup kita di hadapanNya. Hanya saja berita tersebut jadi beban pikiran saya cukup lama.
Saya juga mengalami hal mengejutkan sewaktu saya naik pesawat pulang dari liburan di Bali. Pesawat saya sempat mengalami turbulensi mendadak yang cukup bikin deg-degan. Herannya cuaca sangat cerah waktu itu bahkan penerbangan di awal terasa sangat mulus sampai pesawat saya tiba-tiba turun naik secara mendadak meski saya rasa turbulensi ini masih wajar harusnya. Hanya saja pilot telat untuk memberitahukan cuaca kurang baik yang sedang pesawat lewati. Saya sempat mikir waktu itu di pesawat, duhh jangan-jangan udah waktunya, saya sampai panick attack beberapa lama sampai saya sempat nangis. Jarang banget saya panik selama saya naik pesawat dan mengalami turbulensi, namun saat itu pikiran buruk sudah membayangi saya karena dua kali kami mengalami turbulensi yang cukup lama padahal cuaca di luar begitu cerah. Semua penumpang pun sudah diam semua di tempat selama melewati cuaca buruk. Sampai ada pemberitahuan untuk siap-siap landing, saya mulai agak tenang. Puji Tuhan saya dan adek saya sampai dengan selamat di bandara Halim Perdana Kusuma.
Saya juga baru saja kehilangan anjing peliharaan saya yang sudah menemani keluarga saya selama 16 tahun. Saya ga meyangka anjing saya meninggal dengan begitu cepat, memang dokter sudah memberitahu kami tentang hal ini, namun tetap saja kami ga siap. Hanya selang beberapa hari dari pemberitahuan, anjing saya menghembuskan nafas terakhir. Saya kehilangan sangat dalam bahkan saat itu saya kayak baru tersadar “gini ya rasanya kehilangan”. Beberapa hari lalu baru saja ngobrol via wa dengan seorang teman lama, saya ingat ketika saya tanya kenapa dia tidak pelihara anjing lagi, jawabannya karena masih merasa kehilangan. Awalnya saya masih belum mengerti dengan alasan tersebut, akhirnya saya baru mengerti setelah anjing saya meninggal. Saya baru sadar bahwa hal tersebut memang tidak mudah. Masih ada bagian yang kosong di hati saya sejak anjing saya pergi. Untungnya masih ada anjing lain yang sudah kami pelihara sebelumnya, anjing tersebut cukup jadi penghiburan bagi saya dan keluarga.
Baca juga Our Last Goodbye, Chester 2016/12/29
Saya masih mengalami serangan panik dan kecemasan beberapa kali bahkan pernah serangan tersebut sangat intens sehingga menimbulkan turunnya semangat saya dalam menjalani hari-hari dan usaha kecil saya. Sejak beberapa teman dekat saya mengetahui kondisi ini memang mereka lebih aware akan kondisi saya. Beberapa teman juga mulai lebih terbuka dengan kondisi mentalnya dan masalahnya kepada saya. Kalau dulu mungkin saya akan malas untuk mendengar curhatan atau malah kasih tanggapan serba positif ala motivator-motivator, sekarang tanggapan saya lebih berbeda. Saya rasanya ingin berada di dekat mereka untuk menangis, memeluk dan berduka bersama karena saya tahu tidak ada satupun kata motivasi yang cukup bagi sebuah hati yang hancur. Saya mengerti bahwa di dalam kondisi paling terburuk kadang yang diperlukan hanyalah sebuah pelukan dan tangisan bersama untuk melegakan semua hal buruk yang di lalui. Saya menghormati waktu berduka dan tangisan teman dekat saya, dan memberikan waktu baginya untuk menyembuhkan diri. Saya bersyukur karakter saya berubah perlahan lahan ditengah-tengah padang gurun yang saya lalui.
Janganlah mengatakan : “Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?” Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu. (Pengkotbah 7 : 10)
Semakin banyak kegagalan yang saya alami juga menyadarkan saya bahwa segala sesuatu hanyalah anugerah. Kadang ada saja kegagalan meski kita sudah berusaha dengan giat dan keras. Saya makin percaya bahwa segala sesuatu yang saya terima atas izin Tuhan adalah anugerah dan kasih karunia. Sehingga ketika Tuhan memporak-porakdakan segala sesuatu yang saya kerjakan, mungkin maksudnya agar saya tidak mengandalkan kekuatan saya sendiri, jangan ada manusia yang menyombongkan diri.
Baca juga Blog post My Lovely Sister – 2016 The Years of Dying
Meski saya merasa saya tidak kemana mana dan banyak mengalami masalah serta kehilangan, tahun ini sebenarnya banyak berkat yang juga Tuhan berikan ke saya. Baru saja kemarin saya membereskan kamar saya, dan barang-barang saya ternyata cukup banyak, bahkan barang-barang tersebut saya dapat gratis dari brand, hadiah menang lomba blog dan lomba lainnya. Waktu saya susun semua barang itu di tempat penyimpanan dan saya langsung bergumam “ini juga berkat dari Tuhan selama setahun lhoo mona”, saat itu juga saya bersyukur bahwa saya ga berkekurangan apapun selama tahun kemarin, malah banyak hal yang diberikan ke saya. Padahal saya sempat merasa kosong meski barang yang saya punya cukup banyak, memang saya selalu mengingatkan diri saya bahwa barang atau hal materi tidak akan dapat memenuhi kepuasan hidup seseorang.
Berkat lainnya juga Tuhan berikan dalam bentuk komunitas dan teman baru yang selalu support saya padahal cara saya bertemu dengan mereka pun dengan cara yang tidak saya sangka-sangka. Christy, if you read this, I want to say thank you for your support. Saya juga bersyukur geng kuliah saya lebih sering merencanakan untuk bertemu meski susah mengatur jadwal ketemu. Saya juga mendapat kesempatan untuk bertemu langsung dengan salah satu beauty influencer favorite saya, Alodita dan juga bisa membagi kisah dan positive vibe dengan sesama readernya yang lain yaitu Fetty, Susy dan Wina. Saya masih merasakan penyertaan Tuhan selama tahun kemarin meski saya baru sadar setelah saya renungkan lagi.
Saya sempat menulis di blog saya bulan lalu bahwa saya takut menyambut tahun 2017 ini, saya takut tahun ini pun jadi tahun saya ga menuju kemana mana lagi, namun ntah mengapa ada satu letupan kecil di hati saya yang sudah lama padam, ada satu terang kecil yang menyala. Saya berharap letupan itu menjadi pertanda baik meski saya sering bad mood dan ga semangat. Semoga Tuhan menyertai kita semua di Tahun 2017 ini. Semoga tahun ini arah dan jalan setiap orang yang kebingungan semakin menjadi lebih pasti dan jelas..amin! Saya juga mengucapkan banyak terima kasih untuk para pembaca blog saya yang sudah menyediakan waktu untuk membaca curhatan dan review di blog saya, I really appreciate it. Happy New Year 2017 everyone!
Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu (Keluaran 16:12b)
ups and down memang bikin manusia jadi lebih bijak ya mona :’) tapi yang aku pelajari dalam hidupku, semakin banyak bersyukur, makin banyak nikmat yang diperoleh. sedih boleh, tapi jangan larut dalam kesedihan. segera cari cara untuk bangkit dan lebih semangat 😉
iya banget dee..ups and down membuat banyak pelajaran hidup bagi manusia. Thanks dee untuk semangatnya :)..semangat juga untukmu. Semoga tahun ini kita bisa lebih semangat dalam segala sesuatu yang dikerjakan…amin