Sejak kecil dulu saya suka menggambar sosok wanita di kertas kosong milik saya. Saya bingung juga sih kenapa figur yang saya suka gambar itu wanita, jarang banget saya gambar sosok pria. Pernah beberapa kali saya gambar figur pria tapi seringnya berakhir dengan gambar yang sama, hasilnya ga berkembang. Kalau pun ada gambar sosok pria, biasanya karena saya lagi belajar gambar wajah teman saya dengan mengambil contoh dari foto. Berbeda dengan figur wanita, saya bisa menggambar berbagai macam sosok wanita dalam coretan saya khususnya untuk gambar yang sifatnya imajinatif. Bagi saya pribadi, figur wanita memang cocok dijadikan sumber inspirasi dalam gambar maupun tulisan.
Dalam kehidupan sehari-hari, saya juga lebih banyak dikelilingi teman wanita yang telah banyak menginspirasi saya. Dunia pasti hampa sekali rasanya tanpa sosok wanita. Dunia butuh sosok wanita pastinya karena selama ini wanita-lah yang berperan besar membesarkan generasi penerus dan turut serta melahirkan banyak perubahan.
Setelah saya beranjak dewasa, saya makin menyadari betapa susahnya menjadi seorang wanita. Tekanan dan beban itu pelan-pelan menghinggapi pundak saya semenjak saya dewasa. Wanita tuh harus pintar, harus bisa masak, harus kuat, harus, harus dan harus. Sepertinya kata “harus” ini jadi tidak ada habisnya semakin saya dewasa. Saya sadar betul bahwa peran seorang wanita itu susah apalagi jika dirinya sudah menjadi seorang istri dan seorang ibu. Saya lihat ibu saya aja kadang mikir, bisa gak ya nanti saya seperti beliau yang bisa mengurus keluarga dan juga pekerjaan.
Di balik semua kodrat seorang wanita tentunya ada wanita itu sendiri sebagai pribadi yang unik. Setiap gadis muda tentunya punya perjalanannya sendiri untuk menuju seorang wanita biasa. Perjalanan untuk menemukan siapa mereka sebenarnya terlepas dari gender. Perjalanan menemukan panggilan mereka dalam apa yang mereka kerjakan. Perjalanan menemukan impian-impian mereka sendiri dalam karir, hidup dan cinta. Saya yakin gender tidaklah menentukan siapa kita sebenarnya. Perjalanan menemukan jati diri itu milik semua orang baik pria dan wanita.
Setiap wanita di dunia pun punya perannya masing-masing. Tidak bijak menilai seorang wanita lebih wah dari yang lain hanya karena mereka sukses di aspek yang berbeda dalam hidup. Setiap wanita punya pilihan dalam hidupnya, punya kelebihan, punya kekurangan dan punya pergumulan-nya masing-masing. Tidak perlu juga menentukan standard baku bagi tiap wanita. Capek dong kalau semua wanita di dunia ini dinilai hanya dari standard baku yang diciptakan orang lain.
Pada hari International Woman Day, saya ingin merayakan banyak hal. Merayakan sosok wanita yang begitu penting di dunia ini. Merayakan bahwa setiap wanita berbeda dan itu adalah suatu keindahan tersendiri. Merayakan bahwa setiap wanita punya panggilannya masing-masing, setiap mereka tidaklah seharusnya merasa kurang dari wanita lain hanya karena berbagai perbedaan. Merayakan bahwa wanita sekarang bisa mengenyam pendidikan dan bekerja layaknya para pria. Merayakan bahwa wanita punya pilihan untuk menikah dan tidak menikah demi kebahagiaan-nya sendiri. Merayakan para wanita yang sampai detik ini masih mengerjakan perubahan di dunia dalam hal kecil dan hal besar.
Setiap wanita punya peran berbeda bagi lingkungan sekitarnya. Mungkin bagianmu sebagai ibu rumah tangga. Mungkin bagianmu menjadi pemimpin di kantor. Mungkin bagianmu sebagai karyawan biasa. Mungkin bagianmu hanyalah sebagai seorang penulis di blog pribadi. Apapun peran yang dipilih oleh setiap wanita biarlah itu yang menjadi sebuah kontribusi untuk lingkungan sekitar dan generasi seterusnya. Happy International Woman Day 2017!
The problem with gender is that prescribes how we should be rather than recognizing how we are. -Chimamanda Ngozi Adichie-
NOTE
This is NOT a Sponsored Post. All things that are written in this blog post are my own opinions and my honest experience. Do not copy my blog or my photos, if you want to use my blog or my photos please ask my permission by email and credit the copy page or image back to my blog.