sumber gambar : https://www.pinterest.com/dapcat/quotes/
Akhirnya bisa nulis lagi yippie! Kali ini adalah perenungan curhat colongan sejenak dari apa yang saya sendiri lalui di dunia alumni *berasa udah lama banget kayaknya jd alumni pdhl baru dua tahunan. Jujur saya sendiri merasa dunia alumni itu dunia yang chaos banget *welcome to the world non!, jangan berpikir ini seperti penampakan film-film yang kerja digambarkan jadi hal menyenangkan dan semua terlihat baik-baik saja.
Setelah menimba ilmu di salah satu Universitas Indonesia di Depok tepatnya, akhirnya saya dan teman seangkatan yang lain di lepas ke dunia alumni untuk mencari ilmu dan sesuap nasi. Apa yang saya alami mungkin tidak di alami semua orang, ada yang langsung beradaptasi, ada yang susah beradaptasi, ada yang lebih cerdik lagi untuk membuka usahanya sendiri daripada harus bekerja dengan orang lain *tipe yang ini patut diteladani. Saya sendiri termasuk tipe yang lambat belajar dan beradaptasi. Pengalaman saya sejak di dunia kerja dari dunia kampus itu berasa ada fase yang terlewati entah itu apa atau memang saya memang belum matang tetapi seperti kata-kata salah seorang teman dekat saya yang bilang
Kalau sudah tercebur yaudah berenang”..berenanglah untuk ‘selamat’ kalau tidak ya kamu tenggelam
Adaptasi dengan lingkungan kerja juga jadi jadi proses tersendiri, saya adalah orang yang suka berteman dengan siapa saja tetapi pemilih untuk masalah teman dekat atau sahabat karib. Dunia baru akan membawa anugerah berupa teman-teman baru, itu apa yang dipikiran saya selama ini, ternyata ada salahnya ada benarnya juga dan memang tidak ada yang salah dan benar *nah lhoo.
Dunia pekerjaan itu sibuk, harus pergi pagi pulang malam, menghabiskan waktu di jalan dimana jalanan Jakarta belum bersahabat sepertinya. Saya sendiri sempat stress dengan kerjaan dan juga banyak hal yang berupa benturan-benturan di dunia baru ini, belum lagi masalah lain seperti jodoh *derita wanita muda yang masih jomblo dan intervensi keinginan orang tua dalam karir dan hal lain.
Saya sempat balik ke kampus untuk beberapa urusan dan akhirnya bertemu serta berbincang-bincang dengan salah satu dosen yang beberapa kali mengajar di angkatan, meskipun saya sendiri tidak punya dosen yang dekat dengan saya selama kuliah tetapi dosen yang satu ini adalah dosen yang saya tahu saya bisa banyak bertanya dan meminta nasehat dari beliau. Kami berbincang banyak tentang pekerjaan, dan bagaimana teman-teman se-geng saya sendiri waktu kuliah menemukan jalannya masing-masing dalam karir mereka sekarang, dan seketika wajah dosen tersebut tampak begitu senang mendengarkan cerita saya. Banyak hal pertimbangan juga yang dosen saya utarakan demi diri saya sendiri, dan masalah pribadi yang saya sharingkan kepadanya, sampai curhat colongan saya tentang betapa susahnya saya beradaptasi di dunia pekerjaan dan kehidupan sosial saya yang menurun.
Bu R *dosen saya menganjurkan saya untuk mulai liburan, dan mulai memamfaatkan waktu-waktu luang serta menekankan saya untuk berusaha bertemu dengan teman-teman dekat saya. Saya sendiri sempat bilang kalau beberapa teman angkatan juga ada di lingkungan pekerjaan saya tetapi apa yang di tekankan Bu R selanjutnya agak membuat pikiran saya terbuka,
“maksud saya itu teman-teman dekat kamu, sahabat-sahabat yang menerima kamu baik buruknya”
Bu R menyudahi kalimatnya. Saya baru sadar kalau saya sering komunikasi dengan beberapa teman dekat tapi sama sekali jarang merencanakan untuk “spent time” atau bertemu muka. Setelah pertemuan hari itu dengan Bu R, saya langsung menghubungi teman-teman dekat, sahabat karib, dan teman se-geng kuliah untuk atur jadwal tatap muka..hehehehe.
Akhirnya jadwal ketemuan pun penuh bahkan senior waktu kuliah menyempatkan di sela waktu cuti dia ke Jakarta untuk bertemu dan jalan-jalan sambil shoping-shoping cantik..hehehe. Ada yang menelpon juga dan pada akhirnya kami ngobrol dan nge-gosip panjang lebar di telepon sebelum akhirnya atur jadwal bertemu. Sejauh ini energi dari diri sendiri bertambah-tambah dan makin semangat dalam menjalani hidup. Nasehatnya Bu R ternyata benar, teman dekat saya jadi penghiburan untuk saya sendiri, mereka menerima saya baik buruknya, it’s like coming home 🙂. Saya jadi tidak terlalu mengikat diri pada lingkungan pergaulan yang memang tidak cocok dan lebih memperhatikan inner circle yang saya punya. Apa itu inner circle? inner circle dalam pengertian saya sendiri itu lingkaran terpenting yang mempengaruhi saya paling besar entah dari keluarga atau sahabat-sahabat saya.
Why we have to keep our inner circle?
Sama seperti jodoh, teman yang cocok pun sesuatu yang berharga, kita ngak bisa cocok dengan semua orang dan faktanya kita tidak harus cocok dengan semua orang dan tidak semua orang bisa menerima kita dan punya kesamaan nilai dengan kita so be wise when you put someone to your inner circle not everybody worth as they seem. Sahabat-sahabat saya sendiri bukan berarti mereka yang selalu akur tetapi mereka tahu bagaimana menegur, membangkitkan semangat saya disaat hilang harapan dan satu lagi mereka selalu memberi dampak positif serta membuat diri saya nyaman.
Bukannya saya mengajarkan untuk ekslusif dan antisosial tetapi kita pastinya punya lingkaran-lingkaran dengan taraf kepentingan berbeda-beda, dan tidak semua orang bisa masuk dan tidak semua orang harus masuk ke lingkaran penting kita. Hubungan saya ibaratkan dengan rumah dimana orang yang di dalamnya harus berusaha saling menjaga dan berkompromi agar bisa rukun tinggal bersama. Terjebak di hubungan pertemanan yang toxic adalah ibarat mengundang seseorang masuk ke dalam rumah dan menghancurkan rumah tersebut dan kemudian menghancurkan kita. We should respect our home, our healthy relationship with people karena jika tidak, kita hanya akan merusak diri dan membodohi diri kita sendiri.
Setelah bertemu dengan jadwal pertemuan yang lumayan banyak, kebetulan inner circle saya sendiri lumayan banyak, I know that I’m very lucky person, karena mereka semua selalu menyempatkan waktu dan menerima dalam kondisi baik dan buruk. Mulai dari sekarang dan seterusnya I will be kind to people but remember to always keep my inner circle! and thanks Mrs R for nice advice!
Lots of people want to ride with you in the limo, but what you want is someone who will take the bus with you when the limo breaks down. – Oprah Winfrey