Pertengahan bulan Juni kemarin Papa saya mendadak ingin kami sekeluarga pergi ke Bali. Saya dan adik saya sempat kaget dengan keinginan papa karena baru bulan Desember lalu kami berdua liburan ke Bali. Alasan ayah saya ingin liburan saat itu karena sudah lama sekali kami tidak liburan lengkap sekeluarga. Saya merasa agak bersalah juga sih karena selama ini paling sering menolak untuk ikut liburan keluarga dengan banyak alasan, kerjaan, freelance, atau capek. Waktu itu saya belum kerja kantoran lagi seperti sekarang jadi saya masih punya waktu luang cukup.
Persiapan liburan keluarga ke Bali cukup dadakan sih saat itu. Kami memutuskan untuk membagi-bagi tugas untuk persiapan liburan ke Bali. Saya bertugas untuk memesan hotel yang bagus di Bali, Adik saya bertugas mencari rekomendasi tempat makan dan wisata selama disana, Mama saya lebih bertugas mengurusi obat-obat yang dibawa selama perjalanan, dan Papa saya bertugas untuk memberikan suntikan dana selama persiapan tersebut hehehehe. Mama saya mendadak sakit beberapa hari sebelum kami berangkat jadi beliau lebih kami paksa untuk bed rest selama dua hari supaya bisa ikut liburan ke Bali.
Mempersiapkan liburan keluarga sebenarnya susah-susah gampang. Waktu saya mempersiapkan liburan bersama adik saya tentu rasanya lebih mudah karena apa yang kami ingin jalani selama liburan biasanya hampir sama. Persiapan liburan menjadi berbeda ketika bersama orang tua, jadwal liburan tidak boleh terlalu padat supaya orang tua kami tidak kecapean. Saya juga ga mau terlalu ambisius ke banyak tempat wisata saat liburan, karena biasanya malah jadi capek sendiri. Liburan bagi saya lebih berfungsi untuk lepas sejenak dari hiruk pikuk kesibukan di Jakarta. Berikut ini beberapa hal yang jadi pertimbangan saya dan keluarga selama persiapan liburan.
Maskapai Penerbangan.
Hal paling penting bagi saya selama persiapan tentunya memilih maskapai penerbangan. Tidak memungkiri beberapa maskapai yang sudah dikenal kualitasnya memang menjadi pilihan yang baik dalam perjalanan liburan. Hal ini berkaitan erat dengan rasa kenyamanan, keamanan dan keselamatan kita sendiri selama perjalanan. Liburan kali ini kami memilih maskapai Garuda yang memang kualitasnya sudah sangat oke. Kebetulan Mama saya punya trauma tersendiri naik pesawat. Beliau bahkan bilang ga mau ikut liburan kalau ga pilih maskapai Garuda jadi kami ga punya pilihan lain. Kami booking tiket dengan menggunakan credit card Papa yang ternyata memberikan cukup keuntungan bagi kami yaitu berupa potongan harga yang lumayan banget.
Hotel Tempat Menginap
Tempat menginap menjadi salah satu hal penting bagi saya dan keluarga. Saya juga tipe yang pemilih untuk tempat menginap, bukan berarti harus mahal dan hotel berbintang ya. Saya sendiri lebih mengutamakan lokasi, bangunan hotel, fasilitas, service dan tentunya yang paling penting itu ulasan-ulasan dari pengunjung sebelumnya. Ulasan pengunjung membantu sekali dalam pemilihan hotel yang tepat, jadi memang kita ga boleh malas untuk membaca beberapa ulasan pengunjung yang sudah pernah kesana. Liburan kali ini kami sekeluarga memilih menginap di dua tempat yaitu Seminyak dan Nusa Dua, Bali. Dua tempat ini menjadi pilihan bagi keluarga karena kedua tempat di Bali lebih menawarkan ketenangan.
Destinasi Tempat Wisata
Pembuatan jadwal dan list tempat yang akan dikunjungi itu membantu agar liburan keluarga menjadi lebih efisien. Hal ini juga penting agar waktu tidak terbuang akibat kelamaan pusing memikirkan tujuan tempat wisata saat kita sudah berada di sana nanti. Kebetulan adik saya bertugas mempersiapkan list tempat wisata tersebut dengan riset kecil-kecilan dan bertanya kepada temannya yang tinggal di Bali.
Kami memilih penerbangan pagi saat itu untuk pemberangkatan dari Jakarta ke Bali. Kami tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta sekitar pukul 6 pagi. Jalanan kota Jakarta saat itu sangat bersahabat sehingga waktu dari Bekasi ke Bandara terbilang lumayan cepat. Saya juga sempat penasaran sih dengan Terminal 3 Bandara Soetta, sempat nyesel juga ga ambil undangan blogger untuk pembukaan Terminal 3 waktu itu.
Cuaca pagi itu di bandara hujan namun tidak deras, saya masih bisa melihat kabut tipis di sekitar bandara. Suasana Bandara Terminal 3 memang berbeda dibandingkan dengan terminal bandara sebelumnya. Terminal ini memang lebih terasa megahnya dengan lorong-lorong panjang, struktur yang tidak ragu untuk diperlihatkan, dan banyaknya sisi bangunan yang langsung memperlihatkan pemandangan pesawat-pesawat yang sedang parkir.
Fasilitas terminal 3 ini juga sangat lengkap mulai dari trolley, kamar mandi, ruang menyusui, toko-toko, café-café kecil, restaurant, dan bahkan tempat untuk bersantai sejenak atau beristirahat. Saya betah selama berkekeliling di terminal 3, banyak toko yang bisa saya jelajahi sambil menunggu waktunya naik ke pesawat. Saya dan Mama saya juga sempat menunggu di salah satu kedai kopi di Bandara tersebut sambil menunggu waktunya jadwal untuk naik pesawat.
Tidak ada kendala selama penerbangan saat itu. Kami naik ke pesawat tepat waktu sesuai jadwal. Sebelum pesawat take off, pilot memberikan informasi tentang rute perjalanan, kondisi cuaca dan waktu tempuh perjalanan dari Jakarta ke Bali. Saya tetap masih tegang selama melakukan perjalanan dengan pesawat terbang. Beberapa menit di udara saya masih belum bisa merasa tenang, saya sampai berkali-kali latihan pernapasan untuk menenangkan diri.
Saya sempat kaget ketika saya selesai latihan pernapasan dengan menutup mata, ada anak kecil yang menatap saya. Kebetulan anak kecil itu duduk persis di depan kursi saya. Anak kecil itu berkali-kali tersenyum kepada saya, mengulurkan tangan, dan beberapa kali tertawa. Fokus saya sejenak berubah ke anak kecil tersebut. Saya coba ajak ngomong dengan bahasa inggris karena anak tersebut warna negara asing, tapi anak tersebut tidak menjawab. Anak itu hanya mengangguk seperti mengerti tiap kali saya ajak bicara dengan bahasa inggris.
Ayah anak itu nampak terlihat sangat santai melihat anaknya berinteraksi dengan orang asing seperti saya. Anak tersebut menawarkan saya wortel dan timun yang ia makan namun saya tolak dengan halus. Berkali-kali bocah kecil itu melompat di kursinya yang sempat membuat saya pucat sejenak. Saya berusaha memberitahunya agar tidak loncat-loncat namun anak tersebut masih tetap loncat-loncat sampai akhirnya dia duduk.
Saya dan keluarga sampai di Bandara Ngurah Rai siang hari. Kami di jemput oleh salah satu teman kantor Papa yang kerja di Bali. Penerbangan pergi cukup nyaman menurut saya, hanya guncangan-guncangan kecil saja yang saya rasakan selama penerbangan meski tetap saja saya masih agak parno dengan guncangan dadakan. Setelah keluar dari ruang pesawat, mata saya langsung dimanjakan oleh dekorasi ruang bandara yang kental dengan ornament khas Bali serta lantunan musik tradisional Pulau Dewata. Suasananya bandara saat itu benar-benar memberikan hawa liburan bagi saya dan keluarga. See you on my next post readers!
NOTE
This is not a Sponsored Post. All things that are written in this blog post are my own opinions and my honest experience. Do not copy my blog or my photos, if you want to use my blog or my photos please ask my permission by email and credit the copy page or image back to my blog.